Changdeokgung mulai dianggap sebagai tempat yang penting setelah berkuasanya raja kesembilan Dinasti Joseon, yakni Raja Seongjong. Namun bukan berarti istana ini tanpa melewati cerita yang dramatik karena pada 1592, Changdeokgung terbakar dan keluarga kerajaan memilih meninggalkan istana selama invasi Jepang di Korea.
Beruntung, oleh Pangeran Gwanghaegun pada tahun 1611, istana ini dibangun kembali. Keistimewaan arsitektur istana ini adalah karena berhasil memadukan elemen-elemen arsitektur era tiga kerajaan yakni Kerajaan Goguryeo, Baekje dan Silla yang harmonis dengan alam. Setiap elemen arsitektur yang akan Anda temui disini menyimpan aneka makna yang sarat dengan nilai-nilai filosofis.
Elemen pertama yang akan Anda lihat adalah Gerbang Donhwa yang merupakan gerbang utama Istana Changdeok yang berarti “Gerbang Transformasi Kebenaran”. Gerbang ini merupakan struktur tertua karena dibangun pada tahun 1609. Gerbang ini mempunyai 5 lorong namun hanya 3 koridor yang bisa dilewati oleh pengunjung.
Selain gerbang utama ini, Istana Changdeok masih memiliki 2 gerbang lainnya yakni gerbang Jinseon yang merupakan gerbang masuk istana bagian dalam dan gerbang Sukjon yang merupakan pintu masuk menuju aula utama yang bernama aula Injeong. Aula Injeong atau Injeongjeon bediri sejak tahun 1805 dengan bangunan unik karena beratap tumpang 2. Di aula inilah raja menerima ucapan selamat dari pejabat atau menteri.
Interior aula sempat mengalami renovasi pda tahun 1907, saat Kaisar Sunjong tinggal di istana ini. Di sebelah timur aula Injeong terdapat aula Seongjeong yang dipisahkan dengan tembok dan gerbang. Aula ini merupakan tempat dimana raja dan para menteri berdiskusi tentang berbagai hal.
Selanjutnya adalah ruang Daejo yang berada di tengah-tengah istana bagian dalam. Ini adalah ruang istirahat bagi raja dan ratu. Menariknya, bangunan ini sempat musnah karena kebakaran dan dibangun lagi dengan material yang berasal dari Istana Gyeongbok.
Anda juga akan melihat balai Huijeong yang berdiri di depan ruang Daejo. Sejak abad ke-17, ruangan ini digunakan sebagai tempat berdiskusi raja dengan para menteri. Sama halnya dengan ruang Daejo, balai Huijeong juga mengalami kebarakaran, tepatnya pada tahun 1920 hingga akhirnya dibangun kembali. Setelah itu, ada Nakseonjae yang merupakan rumah kediaman Raja Heonjeong dan permaisurinya.
Rumah ini dirancang dengan gaya rumah bangsawan yang pilar dan atapnya tidak diwarnai. Bagian istana yang terakhir namun justru yang sering mengudang decak kagum adalah taman belakang atau yang disebut Huwon. Huwon juga sering disebut dengan Geumwon (forbidden garden dan Biwon (secret garden).
Taman ini memiliki luas 74 are dan terdiri atas bentang alam berbentuk dataran bergelombang dengan 35 bangunan besar dan kecil, 7 buah kolam buatan serta hutan lebat yang dilengkapi dengan aliran mata air. Dari semua komposisi ini, hanya 1 persen yang dibuat oleh manusia. Itu mengapa saat Unesco memasukkan istana ini ke dalam situs warisan dunia, mereka menuliskan bahwa taman ini adalah contoh pengecualian arsitektur dan rancangan istana dari rimur jauh yang berpadu secara harmonis dengan pemadangan sekelilingnya. Taman ini ditumbuhi pohon raksasa yang berumur lebih dari 300 tahun. Waktu yang paling istimewa untuk menikmati Huwon adalah pada saat musim gugur dimana dedaunan luruh dan digantikan dengan pucuk-pucuk daun yang baru.
Jika Anda ingin kesini, selama April – September, Changdeokgung buka dari jam 09.00 hingga 18.30. Sedangkan pada kunjungan bulan Maret – November buka dari jam 09.00 hingga 17.30, bulan Desember – Februari buka dari 09.00 – 17.00. Khusus bulan Oktober melayani pengunjung sejak pukul 09.00 hingga 18.00. Jangan melakukan kunjungan pada hari Senin, karena istana tutup alias tidak bisa menerima wisatawan. Untuk mencapai tempat ini, Anda bisa naik subway jalur 1, 3 atau 5, dan keluar melalui pintu nomor 7 menuju Jongno-ga Station. Turun dari subway, Anda harus berjalan kira-kira selama 10 menit menyusuri Donhwamun-ro Street sebelum akhirnya sampailah di Changdeokgung. Menariknya, karena berada di lokasi yang saling berdekatan dengan istana yang lain, Anda bisa memilih paket tur yang menggabungkan kunjungan ke Istana Changdeokgung plus beberapa istana yang lain seperti Changgyeonggung, Deoksugung, Gyeongbokgung dan Jongmyo Shrine yang semuanya berada di kawasan Gwanghwamun dengan tiket seharga 10.000 Won per orang.
0 komentar:
Posting Komentar