Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zuhdan Arif Fakrullah saat ditemui awak media di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017) |
DuniaJudi69 - Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zuhdan Arif Fakrullah mengatakan, Mulyadi, pelaku penusukan dua polisi di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, beridentitas ganda.
Hal tersebut diketahui setelah identitas pelaku ditelusuri melalui database Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).
"Ia punya KTP (identitas) dua," kata Zuhdan di Kemendagri, Senin (3/7/2017).
Zuhdan mengatakan, Mulyadi terdaftar sebagai penduduk Agam, Sumatera Barat dan Bekasi, Jawa Barat.
Menurut Zuhdan, pelaku memiliki dua identitas karena tidak mengurus administrasi perpindahan penduduk, melainkan membuat identitas baru.
Selain itu, belum melakukan perekaman data KTP elektronik (e-KTP).
Untuk mengetahui bahwa Mulyadi memiliki dua identitas, kata Zuhdan, pihaknya cukup memasukkan unsur-unsur identitas pelaku ke dalam sistem pusat data SIAK.
Misalnya nama, Nomor Izin Kependudukan (NIK), tempat dan tanggal lahir, serta nama Ibu dan Bapak.
Setelah unsur itu dimasukkan pada kolom sistem sourcing pusat data tersebut, Kemendagri menemukan dua nama Mulyadi dengan unsur-unsur yang serupa pada kedua identitas tersebut.
"Ada orang dengan nama Mulyadi, kaitannya di Sumatera Barat itu dengan ibu yang sama. Dia punya tempat tinggal di bekasi dan Agam, tapi ibunya sama," kata Zuhdan kepada DuniaJudi69.
Meski demikian, Zudan memastikan bahwa pada data terakhir yang tercatat pelaku merupakan seseorang yang bertempat tinggal di Bekasi bersama kakak iparnya, yakni Hendriyanto dan istrinya.
"Kalau dilihat dari empat unsur yang lain, nama ibu, NIK dan tempat tinggal serta rekam jejak, maka dia benar adalah Mulyadi seperti yang dikatakan oleh pihak kepolisian," kata Zuhdan kepada DuniaJudi69.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian terhadap Hendriyanto terungkap bahwa sekitar tiga bulan lalu Mulyadi membeli sebuah sangkur melalui toko online.
Namun, saat itu Hendriyanto tidak mengetahui untuk apa pembelian sangkur tersebut.
"Dia juga pamit pulang kampung. Menemui temannya di Jakarta ternyata melakukan penikaman anggota ( Polri) di masjid," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Pada peristiwa yang terjadi Jumat (30/6/2017) malam lalu, dua polisi menjadi korban, yakni AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bachtiar.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.40 WIB. Mulyadi kemudian tewas ditembak setelah mencoba melarikan diri.
0 komentar:
Posting Komentar